Batik Tidak Hanya Untuk Pakaian

Batik adalah salah satu sumber kreativitas yang sangat luas. Mulai dari perancang busana, pengusaha interior, sampai dengan perajin kecil asesoris atau pernak-pernik hiasan, mereka semua dapat memanfaatkan batik.

Museum batik Pekalongan

Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.

Dunia dan Batik Indonesia

Dunia telah mengakui batik adalah milik Indonesia melalui pengakuan UNESCO pada 2 Oktober 2009

History of Batik

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII

Power of Batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia

Selamatkan Indonesia

Friday, March 30, 2012

Kaca Mata



























Thursday, March 22, 2012

Batiks Collected by President Obama's Mother

Batik is the traditional fabric art of Indonesia. The design often tells a story, and for one American woman in particular, the fabrics told the story of Indonesia, its people and culture. That woman was Ann Dunham, the mother of the President of the United States. Her collection of batiks has been on tour this summer in the United States, and  is on display at the Textile Museum in Washington. Priscilla Huff has more.

"You want to try," asked Tri Asayani.

Tri Asayani is demonstrating the intricate art of batik.

"I like batik because we must do slowly," she said.

She uses a small canting tool - a  device similar to a pen - to apply wax to cloth.

"I put the wax in here,  after, the liquid, and then, we put the batik in fabric, after that, we dyeing, then we coloring, with dye or with brush, then, we remove the wax with hot water," said Tri Asayani.

The wax can be applied many times with different colors of dye to make complex designs.

U.S. President Barack Obama spent part of his childhood in Indonesia. During that time, his mother was doing research for a university doctorate and married an Indonesian man. She also collected batiks.

His sister, Maya Soetoro-Ng, explains why batiks were so important to their mother.

"She wore batik almost every day and she had clothing made of batik to fit her dimensions, which were robust and she would go and speak to the batik sellers and the batik makers and she became very much a part of their lives and incorporated their stories into her love of the craft," said Maya Soetoro-Ng.

Visitors to the Textile Museum can view the president's mother's collection.

Research Associate Mattiebelle Gittinger explains that the cloths collected by Ann Dunham tell the story of Indonesian life.

"Ann wasn't interested in artistic pieces, they were beyond her means," said Mattiebelle Gittinger. "But she did know Javanese culture and she did collect pieces that were rich in cultural significance."

Traditional colors include indigo, dark brown, and white, which represent the Hindu Gods Brahma, Visnu, and Siva. Some regions of Indonesia have their own unique batik patterns such as flowers, animals, or people, taken from everyday lives.

"White in the east was associated with pregnant women," she said. "Red in the South was associated with newlyweds. Both men and women and both would have worn a red shoulder cloth or carrying cloth  like this and people who are very much older would have worn the blue type on the other side of the room because it incorporates all of the colors of the cosmology."

Admirers of  Ann Dunham's collection say her batiks demonstrate both her knowledge of Javanese culture, and her commitment to microfinance...as one of her first jobs was to bring small loans to the batik makers of Indonesia.

Source : http://www.voanews.com/

Tuesday, March 20, 2012

What is Batik?


Batik : kotamanusia.wordpress.com
Batik is both an art and a craft, which is becoming more popular and well known in the west as a wonderfully creative medium. The art of decorating cloth in this way, using wax and dye, has been practised for centuries. In Java, Indonesia, batik is part of an ancient tradition, and some of the finest batik cloth in the world is still made there. The word batik originates from the Javanese tik and means to dot.
To make a batik, selected areas of the cloth are blocked out by brushing or drawing hot wax over them, and the cloth is then dyed. The parts covered in wax resist the dye and remain the original colour. This process of waxing and dyeing can be repeated to create more elaborate and colourful designs. After the final dyeing the wax is removed and the cloth is ready for wearing or showing.
Contemporary batik, while owing much to the past, is markedly different from the more traditional and formal styles. For example, the artist may use etching, discharge dyeing, stencils, different tools for waxing and dyeing, wax recipes with different resist values and work with silk, cotton, wool, leather, paper or even wood and ceramics.
Batik is historically the most expressive and subtle of the resist methods. The ever widening range of techniques available offers the artist the opportunity to explore a unique process in a flexible and exciting way.

Review Book "My Batik Story"

Hardcover Edition

My Batik Story

A Silent Labor Of Love

Oleh Ani Bambang Yudhoyono
SINOPSIS
I see a piece of hand-drawn batik as a silent testimony of a tradition that brings together the creative best of so many devoted people. It is this acknowledgement that awakens my deepest respect. The amount of energy, deliberation, and love that has gone into the creation of batik is unfathomable. No batik piece is a work of a single person. Batik comes to life through a chain of expertise, a dedicated set of tools, and a regiment of processing methods which have been perfected for hundreds of years as a collective wisdom. I dedicate this book to all batik-makers in Indonesia. I say to them, the beauty of batik is your beauty, too.


DETAIL
JudulMy Batik Story
ISBN / EAN9789792263039 / 9789792263039
AuthorAni Bambang Yudhoyono
PublisherGramedia Pustaka Utama (GPU)
Publish14 September 2010
Pages248
Weight1200 gram

Dimension (mm) 200 x 275

Harga Rp170.000,-

Penerbit
Gramedia Pustaka Utama (GPU) 

ISBN/EAN
9789792263039 / 9789792263039 

Terbit
14 September 2010 
Sumber : 
http://www.gramedia.com/index.php/book/detail/9789792263039/My-Batik-Story

Sunday, March 18, 2012

Makna Corak/Motif Batik


BERAGAM MOTIF BATIK, BERAGAM PULA ARTINYA

Batik Indonesia yang berasal dari berbagai daerah memiliki beragam motif yang berbeda-beda. Dalam setiap motif batik dan warna batik Indonesia tersebut terkandung makna dan filosofi yang berbeda-beda sehingga setiap motif batik memiliki arti masing-masingSemua motif itu pasti ada asal-usulnya sendiri sesuai dengan filosofinya daerahnya.
Berikut contoh beberapa motif batik yang ada beserta artinya.

Batik Truntum


Trutum memiliki arti menuntun. Oleh karena itu, motif batik truntum sering dikenakansaat upacara pernikahan, terutama untuk orang tua pengantin. Motif ini merupakan salah satu motif batik yang sangat digemari masyarakat.

Batik Parang



Motif batik ini berasal dari kata "batu karang" dan "barong" yang artinya singa. Parang barong merupakan parang yang paling besar, agung, dan sakral. Motif inihanya digunakan di kalangan Keraton untuk acara-acara besar dengan makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri.

Batik Tambal



Tambal artinya menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dulu, kain batik dengan motif ini dipercaya bisa membantu penyembuhan orang sakit, dengan cara menyelimutinya dengan kain batik ini.

Batik Babon Angrem


Kain batik ini melambangkan seekor ayam betina yang sedang mengerami (angrem) telurnya dengan penuh kehangatan dan rasa sayang. Penggunaan pada ibu yang sedang hamil menandakan kasih sayang sang ibu pada anaknya.
Batik Sekar Jagad



Artinya melambangkan ungkapan cinta dan untuk memelihara perdamaian. Batik ini sangat cocok dikenakan pada saat ini, di mana perdamaian telah menjadi barang yang mahal.

Batik Sido Asih



Motif geometris yang berpola dasar bentuk segiempat ini memiliki arti keluhuran.Dengan mengenakan batik motif ini maka orang ini memiliki pengharapan dan kebahagiaan dalam hidupnya.


Saturday, March 17, 2012

Alleira Batik


Alleira, memiliki makna memikat, menarik hati, indah dan mempesona. Kata ini kami ambil dan dipilih sebagai label produk batik kami. Dengan daya kreatifitas prima, kami para penyuka sekaligus pecinta batik ingin sekali memberikan nuansa baru dalam khasanah perbatikan di Indonesia, agar warisan bangsa Indonesia ini makin berkembang dan tetap diminati dari generasi ke generasi.


Aira Yudhoyono, Icon Alleira Kids

Alleira Kids sepakat untuk menjadikan anak anak sebagai para pewaris budaya nasional yang cerdas dan berkarakter. Dan langkah pertama tentu saja menciptakan model baju batik yang lucu untuk mereka, membuat mereka merasa bangga dan senang memakai batik.

Untuk menunjang hal itulah Alleira Kids memilih Almira Tungga Dewi atau biasa disapa dengan Aira Yudhoyono menjadi icon Allure Kids.  Aira adalah putri pertama dari pasangan Annisa Pohan dan Agus Harimurti Yudhoyono.  Lahir di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 2008, tepat di hari Kemerdekaan RI ke 63.

Si kecil Aira yang lucu, aktif dan menggemaskan ini memang tepat dijadikan icon Alleira Kids.  Kecerdasan si kecil Aira berpadu dengan personalitynya yang riang, membuat ia sungguh pas dalam berbusana batik.  Cerdas, lucu dan menggemaskan.  Mata Aira memancarkan semangat yang tinggi.  Sama seperti semangat Alleira Kids dalam mewujudkan cita cita menjadikan batik sebagai busana pilihan yang membanggakan bagi anak anak Indonesia.  Maju terus anak anak Indonesia!

Sumber : http://alleirabatik.com/page/show/38

Batik Medan, Motif Khas Sumatera Utara

Foto : sumutcyber.com
Medan-(MedanPunya.Com) Kini tidak hanya pulau Jawa saja yang memiliki batik sebagai pakaian khasnya. Medan sebagai salah satu kota yang memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi juga perlahan mulai memiliki batik etnik. Terinspirasi untuk memiliki cirri khas sendiri yang diambil dari tiap suku yang ada di Sumatera Utara.

Beda antara Batik Medan dengan batik asal Pulau Jawa, terletak pada motifnya. Menurut R Edi Gunawan, motif  Jawa biasanya mengedepankan motif bunga, hewan dan semacamnya. Sementara motif Batik Medan condong  ke etnik di Sumatera Utara. Misalnya motif ulos yang mengambil corak dari kain ulos Batak.

Motif Hari Hara Sundung di Langit yang menunjukkan ciri khas Batak Toba, Motif Pani Patunda dari Simalungun, dan ada juga Motif Pelana Kuda yang mengidentikkan  Melayu Deli.

"Intinya motifnya memang di khaskan untuk daerah Sumatera Utara, Jawa punya batik Medan juga punya itulah point yang terpentingnya. Kenapa dinamakan dengan Batik Medan karena motifnya kental nuansa Medannya," ujarnya saat di temui.

Produksinya sendiri mengambil segmen home industry atau industry yang berbasis rumahan yang dikelola secara swadaya oleh anggota keluarga. Untuk proses pengerjaanya masih mengandalkan hasil buah tangan atau hand made. Ada dua jenis batik yang diproduksi yakni Batik Tulis dan Batik Cap.

"Pengerjaannya masih mengandalkan tangan atau dibuat dengan tangan lah, sementara pengelolaannya seluruh anggota kelurga terlibat, selain itu kita juga dibantu oleh 10 orang pekerja. Kalau jenis kita baru buat dua jenis yakni tulis dan cap," tambahnya.

Untuk pembuatannya, relatif tidak jauh berbeda dengan pembuatan batik asal pulau Jawa.  Kain polos berukuran 2,5 meter X 1,3 meter awalnya di beri motif dengan menggunakan pinsil. Setelah itu, digambar dengan gambar yang sudah terbentuk itu dengan menggunakan canting (alat pembatik, red).

Setelah batik tersebut kemudian direbus hingga beberapa kali, dan begitu juga dengan pewarnaan yang hingga beberapa kali pula. Setelah selesai diwarnai dan direbus, Batik Medan tersebut lantas dijemur.

"Batik ada dua jenis yakni, batik cap dan batik tulis. Kalau yang dicap membutuhkan waktu selama tiga hari pembuatan, sementara batik tulis bisa memakan waktu maksimal satu minggu," terangnya

Selain menjual, industry rumahan yang terdapat di Jalan Bersama Gg. Musyawarah No.2 Kel. Bantan Medan Tembung ini juga menerima tempahan batik yang bermotifkan Sumut sekaligus memberikan pelatihan tentang tata cara membatik.

Harga yang disajikan cukup beragam, untuk batik tulis di hargai Rp.125 mengingat proses pengerjaannya yang sulit, sementara untuk batik cap Rp.90 ribu. Dengan produksi 15 hingga 20 kain pendapatan perharinya mencapai Rp.900 ribu. Edi dalam pemasarannya kerap membidik instansi pemerintahan, swasta, kelompok pengajian dan persatuan guru.***mpc-mdn8

Sumber : http://www.medanpunya.com/medan/17297-batik-medan-sajikan-motif-khas-sumatera-utara
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...