Foto : sumutcyber.com |
Beda antara Batik Medan dengan batik asal Pulau Jawa, terletak pada motifnya. Menurut R Edi Gunawan, motif Jawa biasanya mengedepankan motif bunga, hewan dan semacamnya. Sementara motif Batik Medan condong ke etnik di Sumatera Utara. Misalnya motif ulos yang mengambil corak dari kain ulos Batak.
Motif Hari Hara Sundung di Langit yang menunjukkan ciri khas Batak Toba, Motif Pani Patunda dari Simalungun, dan ada juga Motif Pelana Kuda yang mengidentikkan Melayu Deli.
"Intinya motifnya memang di khaskan untuk daerah Sumatera Utara, Jawa punya batik Medan juga punya itulah point yang terpentingnya. Kenapa dinamakan dengan Batik Medan karena motifnya kental nuansa Medannya," ujarnya saat di temui.
Produksinya sendiri mengambil segmen home industry atau industry yang berbasis rumahan yang dikelola secara swadaya oleh anggota keluarga. Untuk proses pengerjaanya masih mengandalkan hasil buah tangan atau hand made. Ada dua jenis batik yang diproduksi yakni Batik Tulis dan Batik Cap.
"Pengerjaannya masih mengandalkan tangan atau dibuat dengan tangan lah, sementara pengelolaannya seluruh anggota kelurga terlibat, selain itu kita juga dibantu oleh 10 orang pekerja. Kalau jenis kita baru buat dua jenis yakni tulis dan cap," tambahnya.
Untuk pembuatannya, relatif tidak jauh berbeda dengan pembuatan batik asal pulau Jawa. Kain polos berukuran 2,5 meter X 1,3 meter awalnya di beri motif dengan menggunakan pinsil. Setelah itu, digambar dengan gambar yang sudah terbentuk itu dengan menggunakan canting (alat pembatik, red).
Setelah batik tersebut kemudian direbus hingga beberapa kali, dan begitu juga dengan pewarnaan yang hingga beberapa kali pula. Setelah selesai diwarnai dan direbus, Batik Medan tersebut lantas dijemur.
"Batik ada dua jenis yakni, batik cap dan batik tulis. Kalau yang dicap membutuhkan waktu selama tiga hari pembuatan, sementara batik tulis bisa memakan waktu maksimal satu minggu," terangnya
Selain menjual, industry rumahan yang terdapat di Jalan Bersama Gg. Musyawarah No.2 Kel. Bantan Medan Tembung ini juga menerima tempahan batik yang bermotifkan Sumut sekaligus memberikan pelatihan tentang tata cara membatik.
Harga yang disajikan cukup beragam, untuk batik tulis di hargai Rp.125 mengingat proses pengerjaannya yang sulit, sementara untuk batik cap Rp.90 ribu. Dengan produksi 15 hingga 20 kain pendapatan perharinya mencapai Rp.900 ribu. Edi dalam pemasarannya kerap membidik instansi pemerintahan, swasta, kelompok pengajian dan persatuan guru.***mpc-mdn8
Sumber : http://www.medanpunya.com/medan/17297-batik-medan-sajikan-motif-khas-sumatera-utara
0 komentar:
Post a Comment
Kritik dan Sarannya