Batik Tidak Hanya Untuk Pakaian

Batik adalah salah satu sumber kreativitas yang sangat luas. Mulai dari perancang busana, pengusaha interior, sampai dengan perajin kecil asesoris atau pernak-pernik hiasan, mereka semua dapat memanfaatkan batik.

Museum batik Pekalongan

Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.

Dunia dan Batik Indonesia

Dunia telah mengakui batik adalah milik Indonesia melalui pengakuan UNESCO pada 2 Oktober 2009

History of Batik

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII

Power of Batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia

Selamatkan Indonesia

Monday, August 13, 2012

KAMPUNG BATIK BETAWI & NUSANTARA

Foto : tribunnews[dot]com
Bulan oktober 2012, sejak dua tahun (2 Oktober 2009) selalu diperingati sebagai Hari Batik Nasional, semenjak batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Kampoeng Batik Palbatu yang diresmikan 20 Mei 2011 telah hadir dipersada nusantara sebagai wadah untuk menampung karya dan cipta para pengrajin batik tidak hanya dari Jogja, Solo, Pekalongan tetapi juga batik dari daerah lain yang belum dikenal luas, termasuk upaya mengangkat kembali pamor batik betawi.

Gelar batik yang sebenarnya sudah ada di masing-masing gerai Kampoeng Batik Palbatu, tetapi juga menampilkan kebolehan para pengrajin batik lainnya.

Lokasi Kampung Batik Palbatu :

Sejarah Batik Ibu Kota

Fashionbatik[dot]net
Pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembang bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan didaerah-daerah pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang yaitu: Karet, Bendungan Ilir dan Udik, Kebayoran Lama dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet.

Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang. Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mulai dikenal, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah pemasaran baru. Daerah pasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan Jakarta Kota. Yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai sekarang. Batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim ke daerah-daerah di luar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia hanya sedikit dan dalam komunitas kecil.

Oleh karena pusat pemasaran batik sebagian besar di Jakarta khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku batik diperdagangkan di tempat yang sama, maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang batik itu untuk membuka perusahaan batik di Jakarta dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah Abang. Pengusaha-pengusaha batik yang muncul sesudah perang dunia kesatu, terdiri dari bangsa cina, dan buruh-buruh batiknya di datangkan dari daerah-daerah pembatikan Pekalongan, Yogya, Solo dan lain-lain. Selain dari buruh batik luar Jakarta itu, maka diambil pula tenaga-tenaga setempat di sekitar daerah pembatikan sebagai pekerjanya. Berikutnya, melihat perkembangan pembatikan ini membawa lapangan kerja baru, maka penduduk asli daerah tersebut juga membuka perusahaan-perusahaan batik. Motif dan proses batik Jakarta sesuai dengan asal buruhnya didatangkan yaitu: Pekalongan, Yogya, Solo dan Banyumas.

Bahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta.

Sumber : roemahbatik[dot]com

Wednesday, July 4, 2012

Laporan : Lomba Batik Khas Kendal

Salah satu peserta dalam lomba batik khas Kendal
Menurut keterangan pada Selasa (3/7/2012), sebanyak 89 orang mengikuti lomba membatik di halaman parkir kantor Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Kendal. Lomba yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini untuk memperingati Hari Jadi Ke-407 Kabupaten Kendal.

Bupati Widya Kandi Susanti membuka lomba batik ini dengan menandai coretan pewarna batik ke selembar kertas. Widya mengatakan, lomba membatik khas Kendal baru pertama diselenggarakan sebagai wujud keseriusan Pemkab Kendal dalam mengembangkan dan memperkenalkan batik ke masyarakat luas. Menurutnya, batik khas Kendal yang ditemukan pada tahun 2004 silam, ternyata keindahanny  tidak kalah dengan batik dari daerah lain. "Motif batik khas Kendal adalah flora fauna. Warnanya juga cerah," kata Widya. Widya berharap, usai lomba ada peserta yang mau membuka usaha batik rumahan. Pemkab sendiri siap membantu permodalan dan pemasaran.

Semantara itu, panitia lomba membatik, Niken Beni Karnadi mengatakan tema lomba membatik adalah 'Memperkenalkan dan Mencintai Batik Khas Kendal'. Tujuan diambilnya tema ini adalah untuk mengajak masyarakat mengenali dan mencintai batik khas Kendal. Pasalnya, masih banyak masyarakat Kendal yang belum kenal dengan batik khas daerahnya sendiri. "Banyak masyarakat Kendal sekarang ini yang sudah bisa membatik. Lomba ini untuk menyemangati mereka supaya tetap berkarya dan mau membatik. Syukur bisa menjadi pengusaha batik," katanya.

Editor :
Farid Assifa
Foto :
KOMPAS.com / SLAMET PRIYATIN
Sumber :

Sunday, June 3, 2012

NKOTBSB Pakai Batik Saat Konser

Foto : ANTARA/Teresia May/bo

JAKARTA--MICOM: Pada konser New Kids On The Black (NKOTB) dan Backstreet Boys (BSB) yang bertajuk  NKOTBSB One Night One Stage di Mata Elang International Stadium (MEIS) Ancol, Jakarta, Jumat (1/6) malam, banyak kejutan yang dihadirkan dari dua boyband asal Amerika Serikat itu.

Salah satu kejutannya, masing-masing personel yang sejak awal berganti-ganti kostum, baik itu baju formal seperti blazer maupun baju yang sedikit casual, tiba-tiba muncul mengenakan batik menjelang akhir konser.

Lampu hijau yang menyorot dari panggung, seketika memecah histeris penonton saat alunan lagu dari NKOTB berjudul Hanging tough dimainkan.

Personel NKOTB, yakni Donnie Wahlberg, Jordan Knight, saudaranya Jonathan Knight, Danny Wood dan Joe McIntyre pun muncul satu persatu dengan mengenakan kaos putih yang dibalut kemeja batik dan bernyanyi, diikuti penonton.

Disusul kemudian lagu We Will Rock You dari Queen yang membuat penonton semakin bersemangat dan ikut menari.

Penonton semakin histeris saat para personel BSB, Nick Carter, Howie Dorough, Brian Littrell, A.J. McLean, naik ke panggung bergabung dengan NKOTB dan juga mengenakan batik.

Kedua boyband yang pernah sangat berjaya di era 1990-an itu lalu berkolaborasi membawakan lagu Everybody dan Hanging Tough.

Sebelumnya, personel BSB, A.J. mengenakan kaos berwarna merah bertuliskan Damn I Love Indonesia saat menyanyikan lagu Everybody. (Ant/OL-9)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/

Saturday, May 12, 2012

Khasnya Batik Salem Brebes

Indonesia kaya dengan batiknya, sebagai salah satu warisan budaya dunia, batik Indonesia tersebar dari satu daerah ke daerah lainnya. Mulai Aceh sampai Papua, tak terkecuali di pulau Jawa itu sendiri. Sebagai daerah penghasil atau pengerajin batik, dekat dengan daerah aslinya yaitu Pekalongan. Tak terkecuali dengan Brebes. Disana kita mengenal dengan Batik Salem. Berikut petikannya :

Batik Salem atau yang dikenal dengan motif Batik Brebesan adalah salah satu kekayaan asal Kabupaten Brebes, yang telah menjadi komoditas ekonomi warga Desa Bentar dan Bentarsari Kecamatan Salem.
Batik Salem

Batik Brebesan yang saat ini terus untuk bersaing merebut pasar nasional maupun internasional banyak dipengaruhi oleh daerah lain. Balai Besar Kerajinan Batik Jogjakarta mencatat berbagai peperangan yang terjadi pada abad ke 17,18 dan 19, merupakan faktor penyebaran batik ke berbagai daerah. Perang saudara kerajaan Mataram pada tahun 1680 antara Pangeran Puger dan Amangkurat III dan VOC telah memunculkan batik Banyumasan. Tidak hanya itu, Keberadaan Raja Amangkurat I tahun 1646-1677 dari Keraton Kasunanan Surakarta juga telah memengaruhi keberadaan batik Tegalan.

Keberadaan Batik Brebesan muncul sekitar abad ke 19, tepatnya pada tahun 1917 masehi. Menurut sumber yang didapat, keberadaan batik Brebesan atau batik Salem berawal dari kedatangan putri pejabat Pekalongan yang datang ke Salem, Brebes. Pada saat itu, sang putri jatuh cinta kepada pemuda Salem yang akhirnya menikah dan menetap di Desa Bentar.

Dari kejadian tersebut, akhirnya keberadaan batik mulai muncul di Desa Bentar dan akhirnya menyebar ke desa tetangga, seperti Desa Bentarsari dan lainnya. Dari perkembangannya, saat ini batik salem telah munculkan berbagai motif, diantaranya motif kopi pecah, manggar dan ukel dengan ciri khas warna hitam dan putih.

Saat ini batik salem telah menembus pasar nasional. Meski demikian, untuk lebih meningkatkan peminat batik Brebesan dari daerah lain, perlu dilakukan inovasi dalam hal motif batik, antar lain motif cicak dan buaya yang cocok diterapkan pada patik Brebesan. Ini mengacu kepada aspek budaya sekaligus sebagai bentuk pengembangan aspek seni batik.

Batik Salem kini kaya akan motif diantaranya motif kopi pecah, mangga, merak, ukel kangkung, sinar rantai dan lain sebagainya. Harganya pun kini bervariasi ada yang harga kualitas mahal, ada pula harga kualitas murah. Kini satu lagi motif dari batik salem yang menggambarkan produk unggulan kota Brebes ,dalam satu helai kain bergambar bebek dan juga bawang merah, gambar bebek menunjukan penghasil telur asin, gambar bawang merah ,karena merupakan salah satu produk unggulan daerah brebes.

Motif tersebut sengaja diciptakan oleh seorang perajin batik salem dari desa bentar salem.dengan maksud memberi sumbangsih kepada daerah Brebes. Sementara pemakai motif ini adalah PNS di berbagai instansi di wilayah Brebes.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Salem
Gambar : http://septinarizki.blogspot.com/2012/05/batik-salem-brebes.html

Friday, May 4, 2012

Pameran Batik Tulis Kuno di Puro Pakualaman

TEMPO/Aris Andrianto
TEMPO.CO , Jakarta - Paguyuban Pencinta Batik Indonesia (PPBI) Sekarjagad Yogyakarta untuk pertama kalinya menggelar pameran batik yang menjadi koleksi dari kerabat Puro Pakualaman dan Keraton Yogyakarta.

Dalam pameran bertajuk "Mahakarya Pusaka Kemanusiaan Lisan dan Tak Benda Batik Tradisional Yogyakarta" yang digelar di Puro Pakualaman dari Sabtu-Senin 28-30 April 2012 itu, sedikitnya 100 koleksi batik tulis corak langka dipamerkan.

Dalam pameran itu setidaknya ada empat koleksi GKR Hemas yang dipamerkan, yakni motif Kothak Parang Barong Purnam, Kothak Kawung Naga Raja, Kotak Jatayu, dan Ceplok Purbonegoro Nithik.

Motif Barong, misalnya, memiliki kekhasan corak dengan bentuk parang yang kini telah langka berupa lekuk garis diagonal seperti tanda menyilang membetuk mahkota, yang pada bagian tengahnya terdapat ukiran "HB", sebagai inisial pemilik.

“Motif ini hanya dikenakan oleh Sinuhun Sultan Hamengku Buwono,” kata Ketua PPBI Sekarjagad, Larasati Suliantoro Sulaiman, Sabtu 28 April 2012. Sejenis dengan eksklusivitas pada batik bermotif Naga Raja yang hanya dikenakan seorang raja, selain garis lekuk diagonal, yang tersusun dari bulatan telur-telur, di bagian tengah tiap kotak tergambar seekor naga bermahkota secara presisi.

“Untuk motif ceplok, biasanya dikenakan raja yang bermakna bahwa pemimpin wajib memelihara negara sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Menurut Sulianti, semakin sulit mencari para generasi baru pembatik yang mampu melukis motif-motif seperti jenis parang.

“Motif parang membutuhkan ketekunan luar biasa seorang pembatik, bagaimana menciptakan garis presisi berulang-ulang. Itu tidak mudah,” kata dia.

Motif parang unik juga dipamerkan GBPH Yudhaningrat dalam satu koleksinya dengan batik gembiraloka yang diciptakan KRAy Hastungkoro (istri HB IX). Dalam motif yang mengusung makna "gembira" (senang) dan loka (tempat) itu terdapat gambar setidaknya 32 macam satwa dengan latar gringsing (lekuk pilar diagonal) seperti gajah, merak, naga, dan lainnya.

Selain motif parang, motif yang kian sulit ditemui, kata Sulianti, juga motif semen-semenan.

Seperti batik milik B.R.Ay Gondokusumo dari Puro Pakulaman dengan motif berjudul Semen Gurdo. Pada motif yang didominasi sebaran lambang kadipaten Pakualaman ini detail lekuk guratan di semua bidang tergambar secara merata.

“Membayangkan lekuk kecil yang merata tapi tak saling bertumpuk secara rapi seperti itu butuh keahlian tertentu, sehingga satu sama lain bentuknya tidak timpang dan warnanya saling klop,” kata dia.

Sulianti menuturkan pameran yang dilangsungkan masih dalam rangkaian perayaan Hari Kartini dan se-abad HB IX itu guna mengkampanyekan kembali perlunya perhatian atas keberadaan batik tulis yang menjadi potensi Yogyakarta. PPBI Sekarjagad mencatat saat ini ada tak kurang 5 ribu pembatik tulis yang masih menunggu gerak pemerintah agar batik tulis tetap menggeliat sebagai kekayaan budaya.

“Sebenarnya geraknya sudah baik dengan mewajibkan PNS memakai batik di hari tertentu. Tapi yang dipakai itu batik printing, jadi malah makin menyudutkan pembatik tulis,” kata dia.

Mati surinya batik tulis yang tergeser batik printing juga dikatakan Sulianti karena euforia setelah batik dikukuhkan sebagai budaya dunia. Masyarakat pun berlomba mengenakan batik, tapi asal-asalan dan lupa bahwa yang diakui Unesco hanya batik tulis, cap, dan kombinasi dari keduanya.

PRIBADI WICAKSONO
Sumber : http://www2.tempo.co/read/news/2012/04/29/200400487/Pameran-Batik-Tulis-Kuno-di-Puro-Pakualaman

Keraton Yogyakarta Pamerkan Koleksi Batiknya

Suasana di Keraton Jogja
TEMPO.CO , Yogyakarta - Paguyuban Pencinta Batik Indonesia (PPBI) Sekarjagad Yogyakarta untuk pertama kalinya menggelar pameran batik yang menjadi koleksi dari kerabat Puro Pakaualaman dan Keraton Yogyakarta.

Dalam pameran bertajuk "Mahakarya Pusaka Kemanusiaan Lisan dan Tak Benda Batik Tradisional Yogyakarta" yang digelar di Puro Pakualaman dari Sabtu-Senin 28-30 April 2012 itu sedikitnya 100 koleksi batik tulis corak langka dipamerkan.

Misalnya batik-batik yang dipamerkan milik permaisuri Sri Sultan HB X Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.

Sejumlah kerabat Pakualaman yang turut memamerkan koleksi batik di antaranya B.R. Ay Atika Suryodilogo yang memamerkan enam koleksi batik tulisnya seperti Sari Makara Uneng, Sari Makara Uneng Latar Mekarsari, Sestra Lukita, Renyep Ceplok Garuda Retno, dan Parang Ceplok Wilaya Kusumajana.

Selain itu, adik tiri Sri Sultan HB X GBPH Prabukusumo pun juga memamerkan sejumlah koleksinya seperti motif batik Peksi Lin da Godhek Sisik. Kerabat Keraton lain yang turut ada juga GBPH Yudhaningrat, G.B.R. Ay Murdokusumo, GBPH Cokroningrat, dan B.R.Ay Hadikusumo. Sedangkan dari Pakualaman juga terdapat B.R.Ay Retnop Martani, B.R.Ay Rukmini, B.R.Ay Indrokusumo, B.R.Ay Jurumartani, dan B.R.Ay Tjondrokusumo.

PRIBADI WICAKSONO

Sumber : http://www2.tempo.co/read/news/2012/04/29/200400475/Keraton-Yogyakarta-Pamerkan-Koleksi-Batiknya

Tuesday, April 17, 2012

Menciptakan Kreasi Batik Sesuai Tren Warna di Dunia


dskon.com

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Batik adalah salah satu karya seni asli Indonesia. Batik memiliki nilai seni yang sangat tinggi dan telah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. 
Batik Alleira menyesuaikan model baju serta warna batik dengan fashion dari tahun ke tahun. Tak hanya itu, disini juga  mengkolaborasikan warna-warna cerah, serta masih banyak lagi paduan warna-warna cerah sehingga menciptakan nuansa corak dan motif yang artistik.

Friday, April 6, 2012

Fashion Carnaval 2012 : Aksi Batik Jayapura

foto : mediaindonesia.com/mediatravelvista
BAGI Anda pecinta batik jangan lewatkan Fashion Carnaval pada 21 April 2012 di Taman Imbi, Jayapura, Papua. Sebanyak 250 batik dengan ragam motif kebudayaan dari suku yang tinggal di Papua akan ditampilkan. Acara ini merupakan persembahan dari Jimmy Hendrick Afaar, pengusaha Butik Batik Port Numbay. 

Untuk memeriahkan acara, akan hadir 60 model asal Papua yang terkenal saat tahun 1980an hingga model masa kini. Akan ada pula putri Papua, Putri Port Numbay, penyanyi dan penghibur lainnya. 

Fashion Carnaval ditujukan untuk Papua khususnya warga Kota Jayapura agar lebih mengenal corak dan motif batik Papua yang dibuat oleh Butik Batik Port Numbay. Selain itu diharapkan juga bisa memberi pengaruh terhadap kaum muda Papua agar selalu berusaha dan berkarya dalam bidang apa saja, khususnya dalam mempertahankan adat dan istiadat yang positif. 

Butik Batik Port Numbay mempertahankan motif dan corak dari berbagai daerah di Papua yang memiliki nilai budaya tinggi. Motif-motif tersebut di antaranya motif burung cendrawasih, kamoro, sentani, ikan, tempat sirih, alat musik tifa, serta ada motif yang divariasikan menggunakan sentuhan garis emas (batik prada). 

Tak hanya di Indonesia, Batik Port Numbay Papua terkenal hingga ke Italia dan beberapa negara lainnya. Melalui Batik Port Numbay, Jimmy berhap bisa memperkenalkan keindahan alam, pariwisata dan budaya Papua. (indonesia.travel/*/X-13)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/mediatravelista/

Wow! Pameran Lukisan Batik Digelar di Kuwait

foto : cahayareformasi.com
KAIRO--MICOM: Dua ahli pelukisan batik Indonesia dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) terpilih untuk memamerkan lukisan batik dalam pameran kreasi seni, Art and Creativity 2012 di Kuwait. 

Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ, Citra Smara Dewi dan Wakil Dekan III Fakultas Seni Rupa IKJ),  Lucky Wijayanti, dipilih oleh lembaga Emir Kuwait setelah proses pemilihan dari beberapa lembaga seni di Indonesia sejak Februari lalu, kata siaran pers KBRI Kuwait, Minggu (18/3). 

Disebutkan, sebanyak 25 seniman dari berbagai negara, antara lain Amerika Serikat, China, Oman, Turki dan Indonesia, di samping kalangan seniman setempat, menggelar karya-karya seni mereka dari tanggal 15-17 Maret 2012.  Dalam hal ini Indonesia terpilih untuk menggelar hasil budaya Indonesia berupa lukisan Batik, katanya. 

Pameran seni dan budaya tersebut diprakarsai yayasan "Al Sabah Al Salem for Giftedness and Creativity Foundation (SACGC)" yang didirikan oleh Emir (Kepala Negara) Kuwait, Al Sabah Al Ahmad Al Jaber Al Sabah.

Kriteria yang ditampilkan dari pameran ini adalah hasil-hasil seni budaya yang dianggap memiliki keunikan dalam proses pembuatannya. 

Duta Besar RI untuk Kuwait, Ferry Adamhar, didampingi Eva Adamhar hadir dalam acara pembukaan pameran yang diadakan di Avenue Mall, mal terbesar di negeri Teluk kaya minyak itu.  Dubes Ferry mengatakan, dengan terpilihnya lukisan batik untuk dipamerkan di lembaga seni Emir Kuwait ini menunjukkan bahwa batik semakin dikenal di wilayah Timur Tengah, khususnya Kuwait. "Tentu saja, pameran ini sejalan dengan visi dan misi dari KBRI Kuwait untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia kepada masyarakat setempat dan dunia sebagai upaya meningkatkan citra Indonesia di luar negeri," ujarnya. (Ant/OL-2) 


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/

Batik TV Ready Mengudara

gambar : kotatercintaku.blogspot.com
JAKARTA--MICOM: Bertepatan dengan ulang tahun yang ke-106, kota Pekalongan akan meluncurkan saluran televisi lokal, bernama "Batik TV". Saluran televisi yang rencananya akan mengudara pada 1 April nanti akan didominasi dengan program pendidikan dan inovasi. 

"Kami akan meluncurkan 'Batik TV' pada 1 April," kata Wali Kota Pekalongan Mohamad Basyir Ahmad saat jumpa pers penghargaan "Indonesia Open Source" IOSA 2012 di Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (13/3). 

"Kami bekerja sama dengan pustekom dan universitas Gunadarma untuk mengisi program acara, semua acaranya bagus dan mendidik, tidak akan ada kuntilanak-kuntilanak-nya," lanjutnya. 

Basyir mengungkapkan, kendala utama yang dialami dalam membuat tv berbabis Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) tersebut adalah ketidaktersediannya frekuensi, dimana di wilayah Pantura sudah tidak ada frekuensi yang tersedia. "Kami sudah kehabisan frekuensi, di Pantura frekuensi sudah tidak ada, maka nanti kami akan minta frekuensi ke Jawa Tengah dengan jangkauan 60 kilometer," kata Basyir. 

Kota Pekalongan adalah salah satu kota di Jawa Tengah, terletak di jalur Pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan dikenal dengan sebutan kota Batik karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif.(Ant/PJ/X-12)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/

Friday, March 30, 2012

Kaca Mata



























Thursday, March 22, 2012

Batiks Collected by President Obama's Mother

Batik is the traditional fabric art of Indonesia. The design often tells a story, and for one American woman in particular, the fabrics told the story of Indonesia, its people and culture. That woman was Ann Dunham, the mother of the President of the United States. Her collection of batiks has been on tour this summer in the United States, and  is on display at the Textile Museum in Washington. Priscilla Huff has more.

"You want to try," asked Tri Asayani.

Tri Asayani is demonstrating the intricate art of batik.

"I like batik because we must do slowly," she said.

She uses a small canting tool - a  device similar to a pen - to apply wax to cloth.

"I put the wax in here,  after, the liquid, and then, we put the batik in fabric, after that, we dyeing, then we coloring, with dye or with brush, then, we remove the wax with hot water," said Tri Asayani.

The wax can be applied many times with different colors of dye to make complex designs.

U.S. President Barack Obama spent part of his childhood in Indonesia. During that time, his mother was doing research for a university doctorate and married an Indonesian man. She also collected batiks.

His sister, Maya Soetoro-Ng, explains why batiks were so important to their mother.

"She wore batik almost every day and she had clothing made of batik to fit her dimensions, which were robust and she would go and speak to the batik sellers and the batik makers and she became very much a part of their lives and incorporated their stories into her love of the craft," said Maya Soetoro-Ng.

Visitors to the Textile Museum can view the president's mother's collection.

Research Associate Mattiebelle Gittinger explains that the cloths collected by Ann Dunham tell the story of Indonesian life.

"Ann wasn't interested in artistic pieces, they were beyond her means," said Mattiebelle Gittinger. "But she did know Javanese culture and she did collect pieces that were rich in cultural significance."

Traditional colors include indigo, dark brown, and white, which represent the Hindu Gods Brahma, Visnu, and Siva. Some regions of Indonesia have their own unique batik patterns such as flowers, animals, or people, taken from everyday lives.

"White in the east was associated with pregnant women," she said. "Red in the South was associated with newlyweds. Both men and women and both would have worn a red shoulder cloth or carrying cloth  like this and people who are very much older would have worn the blue type on the other side of the room because it incorporates all of the colors of the cosmology."

Admirers of  Ann Dunham's collection say her batiks demonstrate both her knowledge of Javanese culture, and her commitment to microfinance...as one of her first jobs was to bring small loans to the batik makers of Indonesia.

Source : http://www.voanews.com/

Tuesday, March 20, 2012

What is Batik?


Batik : kotamanusia.wordpress.com
Batik is both an art and a craft, which is becoming more popular and well known in the west as a wonderfully creative medium. The art of decorating cloth in this way, using wax and dye, has been practised for centuries. In Java, Indonesia, batik is part of an ancient tradition, and some of the finest batik cloth in the world is still made there. The word batik originates from the Javanese tik and means to dot.
To make a batik, selected areas of the cloth are blocked out by brushing or drawing hot wax over them, and the cloth is then dyed. The parts covered in wax resist the dye and remain the original colour. This process of waxing and dyeing can be repeated to create more elaborate and colourful designs. After the final dyeing the wax is removed and the cloth is ready for wearing or showing.
Contemporary batik, while owing much to the past, is markedly different from the more traditional and formal styles. For example, the artist may use etching, discharge dyeing, stencils, different tools for waxing and dyeing, wax recipes with different resist values and work with silk, cotton, wool, leather, paper or even wood and ceramics.
Batik is historically the most expressive and subtle of the resist methods. The ever widening range of techniques available offers the artist the opportunity to explore a unique process in a flexible and exciting way.

Review Book "My Batik Story"

Hardcover Edition

My Batik Story

A Silent Labor Of Love

Oleh Ani Bambang Yudhoyono
SINOPSIS
I see a piece of hand-drawn batik as a silent testimony of a tradition that brings together the creative best of so many devoted people. It is this acknowledgement that awakens my deepest respect. The amount of energy, deliberation, and love that has gone into the creation of batik is unfathomable. No batik piece is a work of a single person. Batik comes to life through a chain of expertise, a dedicated set of tools, and a regiment of processing methods which have been perfected for hundreds of years as a collective wisdom. I dedicate this book to all batik-makers in Indonesia. I say to them, the beauty of batik is your beauty, too.


DETAIL
JudulMy Batik Story
ISBN / EAN9789792263039 / 9789792263039
AuthorAni Bambang Yudhoyono
PublisherGramedia Pustaka Utama (GPU)
Publish14 September 2010
Pages248
Weight1200 gram

Dimension (mm) 200 x 275

Harga Rp170.000,-

Penerbit
Gramedia Pustaka Utama (GPU) 

ISBN/EAN
9789792263039 / 9789792263039 

Terbit
14 September 2010 
Sumber : 
http://www.gramedia.com/index.php/book/detail/9789792263039/My-Batik-Story

Sunday, March 18, 2012

Makna Corak/Motif Batik


BERAGAM MOTIF BATIK, BERAGAM PULA ARTINYA

Batik Indonesia yang berasal dari berbagai daerah memiliki beragam motif yang berbeda-beda. Dalam setiap motif batik dan warna batik Indonesia tersebut terkandung makna dan filosofi yang berbeda-beda sehingga setiap motif batik memiliki arti masing-masingSemua motif itu pasti ada asal-usulnya sendiri sesuai dengan filosofinya daerahnya.
Berikut contoh beberapa motif batik yang ada beserta artinya.

Batik Truntum


Trutum memiliki arti menuntun. Oleh karena itu, motif batik truntum sering dikenakansaat upacara pernikahan, terutama untuk orang tua pengantin. Motif ini merupakan salah satu motif batik yang sangat digemari masyarakat.

Batik Parang



Motif batik ini berasal dari kata "batu karang" dan "barong" yang artinya singa. Parang barong merupakan parang yang paling besar, agung, dan sakral. Motif inihanya digunakan di kalangan Keraton untuk acara-acara besar dengan makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri.

Batik Tambal



Tambal artinya menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dulu, kain batik dengan motif ini dipercaya bisa membantu penyembuhan orang sakit, dengan cara menyelimutinya dengan kain batik ini.

Batik Babon Angrem


Kain batik ini melambangkan seekor ayam betina yang sedang mengerami (angrem) telurnya dengan penuh kehangatan dan rasa sayang. Penggunaan pada ibu yang sedang hamil menandakan kasih sayang sang ibu pada anaknya.
Batik Sekar Jagad



Artinya melambangkan ungkapan cinta dan untuk memelihara perdamaian. Batik ini sangat cocok dikenakan pada saat ini, di mana perdamaian telah menjadi barang yang mahal.

Batik Sido Asih



Motif geometris yang berpola dasar bentuk segiempat ini memiliki arti keluhuran.Dengan mengenakan batik motif ini maka orang ini memiliki pengharapan dan kebahagiaan dalam hidupnya.


Saturday, March 17, 2012

Alleira Batik


Alleira, memiliki makna memikat, menarik hati, indah dan mempesona. Kata ini kami ambil dan dipilih sebagai label produk batik kami. Dengan daya kreatifitas prima, kami para penyuka sekaligus pecinta batik ingin sekali memberikan nuansa baru dalam khasanah perbatikan di Indonesia, agar warisan bangsa Indonesia ini makin berkembang dan tetap diminati dari generasi ke generasi.


Aira Yudhoyono, Icon Alleira Kids

Alleira Kids sepakat untuk menjadikan anak anak sebagai para pewaris budaya nasional yang cerdas dan berkarakter. Dan langkah pertama tentu saja menciptakan model baju batik yang lucu untuk mereka, membuat mereka merasa bangga dan senang memakai batik.

Untuk menunjang hal itulah Alleira Kids memilih Almira Tungga Dewi atau biasa disapa dengan Aira Yudhoyono menjadi icon Allure Kids.  Aira adalah putri pertama dari pasangan Annisa Pohan dan Agus Harimurti Yudhoyono.  Lahir di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 2008, tepat di hari Kemerdekaan RI ke 63.

Si kecil Aira yang lucu, aktif dan menggemaskan ini memang tepat dijadikan icon Alleira Kids.  Kecerdasan si kecil Aira berpadu dengan personalitynya yang riang, membuat ia sungguh pas dalam berbusana batik.  Cerdas, lucu dan menggemaskan.  Mata Aira memancarkan semangat yang tinggi.  Sama seperti semangat Alleira Kids dalam mewujudkan cita cita menjadikan batik sebagai busana pilihan yang membanggakan bagi anak anak Indonesia.  Maju terus anak anak Indonesia!

Sumber : http://alleirabatik.com/page/show/38

Batik Medan, Motif Khas Sumatera Utara

Foto : sumutcyber.com
Medan-(MedanPunya.Com) Kini tidak hanya pulau Jawa saja yang memiliki batik sebagai pakaian khasnya. Medan sebagai salah satu kota yang memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi juga perlahan mulai memiliki batik etnik. Terinspirasi untuk memiliki cirri khas sendiri yang diambil dari tiap suku yang ada di Sumatera Utara.

Beda antara Batik Medan dengan batik asal Pulau Jawa, terletak pada motifnya. Menurut R Edi Gunawan, motif  Jawa biasanya mengedepankan motif bunga, hewan dan semacamnya. Sementara motif Batik Medan condong  ke etnik di Sumatera Utara. Misalnya motif ulos yang mengambil corak dari kain ulos Batak.

Motif Hari Hara Sundung di Langit yang menunjukkan ciri khas Batak Toba, Motif Pani Patunda dari Simalungun, dan ada juga Motif Pelana Kuda yang mengidentikkan  Melayu Deli.

"Intinya motifnya memang di khaskan untuk daerah Sumatera Utara, Jawa punya batik Medan juga punya itulah point yang terpentingnya. Kenapa dinamakan dengan Batik Medan karena motifnya kental nuansa Medannya," ujarnya saat di temui.

Produksinya sendiri mengambil segmen home industry atau industry yang berbasis rumahan yang dikelola secara swadaya oleh anggota keluarga. Untuk proses pengerjaanya masih mengandalkan hasil buah tangan atau hand made. Ada dua jenis batik yang diproduksi yakni Batik Tulis dan Batik Cap.

"Pengerjaannya masih mengandalkan tangan atau dibuat dengan tangan lah, sementara pengelolaannya seluruh anggota kelurga terlibat, selain itu kita juga dibantu oleh 10 orang pekerja. Kalau jenis kita baru buat dua jenis yakni tulis dan cap," tambahnya.

Untuk pembuatannya, relatif tidak jauh berbeda dengan pembuatan batik asal pulau Jawa.  Kain polos berukuran 2,5 meter X 1,3 meter awalnya di beri motif dengan menggunakan pinsil. Setelah itu, digambar dengan gambar yang sudah terbentuk itu dengan menggunakan canting (alat pembatik, red).

Setelah batik tersebut kemudian direbus hingga beberapa kali, dan begitu juga dengan pewarnaan yang hingga beberapa kali pula. Setelah selesai diwarnai dan direbus, Batik Medan tersebut lantas dijemur.

"Batik ada dua jenis yakni, batik cap dan batik tulis. Kalau yang dicap membutuhkan waktu selama tiga hari pembuatan, sementara batik tulis bisa memakan waktu maksimal satu minggu," terangnya

Selain menjual, industry rumahan yang terdapat di Jalan Bersama Gg. Musyawarah No.2 Kel. Bantan Medan Tembung ini juga menerima tempahan batik yang bermotifkan Sumut sekaligus memberikan pelatihan tentang tata cara membatik.

Harga yang disajikan cukup beragam, untuk batik tulis di hargai Rp.125 mengingat proses pengerjaannya yang sulit, sementara untuk batik cap Rp.90 ribu. Dengan produksi 15 hingga 20 kain pendapatan perharinya mencapai Rp.900 ribu. Edi dalam pemasarannya kerap membidik instansi pemerintahan, swasta, kelompok pengajian dan persatuan guru.***mpc-mdn8

Sumber : http://www.medanpunya.com/medan/17297-batik-medan-sajikan-motif-khas-sumatera-utara

Friday, February 17, 2012

Berikut Tips Belanja Kain Batik

dok. Muh Heri Suryono (dtraveller)

Batik menjadi salah satu oleh-oleh wajib, saat kita traveling ke Yogyakarta atau Solo. Tapi tahukah Anda bagaimana memilih kain batik yang baik? Ikuti tipsnya berikut ini.

Dihimpun detiktravel, Jumat (20/1/2012), ada 4 cara memilih batik dengan kualitas terbaik, yaitu:

1. Perhatikan jenis batik

Sebelum membeli, ada baiknya Anda menentukan jenis batik yang akan dibeli, batik cetak atau tulis. Biasanya, batik tulis memiliki kualitas yang lebih baik dibanding batik cetak. Harganya pun jauh lebih mahal batik tulis ketimbang batik cetak. Ini karena keterampilan khusus yang dibutuhkan saat pembuatan dan menggunakan alat khusus berupa canting. Selain itu, pencantingan adalah cara pertama pembuatan batik, jadi dianggap lebih tradisional dan bernilai historis tersendiri.

2. Lihat jenis bahannya
Saat membeli batik, jangan lupa untuk memilih jenis bahan. Jika batik yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari, pilihlah batik berbahan katun. Ini bisa membebaskan Anda dari rasa gerah. Jika batik yang dibeli untuk acara pesta tertentu, pilihlah batik berbahan sutra. Kedua bahan tersebut adalah bahan terbaik untuk dua kegiatan tersebut.

3. Raba cetakkan warnanya

Rabalah warna cat yang terdapat pada batik. Pastikan warna yang ada di kain tidak menempel pada tangan Anda. Bila warna cat meninggalkan bekas di tangan, berarti zat warna yang digunakan untuk pewarnaan berkualitas kurang baik. Ini bisa menyebabkan kelunturan yang lambat laun membuat warna kain batik Anda pudar.

4. Membalik bahan


Cobalah untuk membalik bahan kain batik yang akan Anda beli. Batik dengan kualitas bagus biasanya memiliki cetakan luar dan dalam yang sama. Jadi, ketika Anda membalik kain batik, motif dan warna yang ada di bagian dalam sama dengan bagian luar. Ini menunjukkan batik tersebut melalui proses pembuatan yang detail dan lebih awet ketimbang batik yang bagian luar dalamnya berbeda.

Selamat berburu kain batik!

Sumber : http://travel.detik.com/read/2012/01/20/161840/1821211/1048/4-tips-belanja-kain-batik
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...