Selamatkan Indonesia

Thursday, December 29, 2011

Berbeda-beda Suku Bangsa, tapi Tetap Satu Jua

Ketika kami menjadi mahasiswa baru (Magister Perencanaan Wilayah dan Kota ITB tahun 2010), yang terpikir tentang cara mendekatkan satu sama lain adalah dengan foto bersama. Selain sebagai kenang-kenangan, melalui foto kami jadi mengenal ciri khas masing-masing. Kami berasal dari beragam suku bangsa, mulai dari Pak verry penyanyi dan Eko dari Manado, Renna ahli peta yang berasal dari Pontianak, Cindy mojang Sumedang, Saya sendiri yang merupakan orang Jawa, sampai Uni Rinny yang berasal dari Padang. Bahkan ada pula Pak Filo, yang berasal dari saudara lama dan tetangga kita, Timor Leste. Karena keberagaman daerah tersebut, kami menemukan suatu keunikan diantara kami. Tanpa bermaksud menyeragamkan karena menurut kami keberagaman itu indah, maka kami bersepakat untuk menggunakan Batik sebagai dress code. Hal ini sesuai dengan filosofi Batik, dimana corak dan jenisnya sesuai dengan budaya masing-masing daerah yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.

Dalam sesi pemotretan, semakin terlihat kekompakan kami. Bukan kesamaan yang mewarnainya, tetapi justru perbedaan yang saling mengisi yang menjadi kenangan terindahnya. Ada Putri yang menjadi juru rias kami, Pak Aris yang menjadi juru foto lepas dan penata gaya kami, Viesda-Ishma-Tofan-Pak Chris yang rela menjadikan mobilnya sebagai tumpangan, dan Eko yang membuat kami menunggu karena terakhir datang ke studio. Saat juru foto sudah memberikan aba-aba “Cheese”, jadilah foto ini. Kami, individu yang berbeda, sifat yang berbeda, ekspresi yang berbeda, namun disatukan oleh Batik yang mencerminkan kekayaan pribadi kami. Selamat Hari Batik Nasional.

Photo dan artikel kiriman dari Sri Oka Rachmadita di Jl.Pandugo Baru B-6, Wisma Penjaringan Sari, Surabaya, 60297
http://batikindonesia.com/berbeda-beda-suku-bangsa-tapi-tetap-satu-jua/3862

0 komentar:

Post a Comment

Kritik dan Sarannya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...